Breaking News

Waspada! Wabah Demam Babi Afrika Pertama di Korea Selatan Tahun Ini

 


Udang Udang - Korea Selatan (Korsel) telah mengonfirmasi kasus pertama demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF) tahun ini. Menurut laporan dari Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan (MAFRA), kasus ASF terbaru terdeteksi di sebuah peternakan yang berlokasi di daerah perbatasan antara Korea, Cheorwon di Provinsi Gangwon, yang memelihara sekitar 1.200 ekor babi. Ini merupakan kejadian pertama penyakit tersebut sejak September tahun lalu, ketika ASF merebak di sebuah peternakan babi lokal di daerah Hwacheon.

Respons Awal dan Tindakan Karantina

Pemerintah segera merespons dengan mengeluarkan perintah penghentian selama 48 jam untuk peternakan babi dan fasilitas terkait di 10 wilayah di provinsi Gangwon, Gyeonggi, dan Incheon, dimulai dari pukul 10 malam pada Selasa. Langkah-langkah pencegahan termasuk pemusnahan babi yang terkena dampak dan pembatasan akses bagi personel non-peternakan, hewan ternak, dan kendaraan telah diambil. Otoritas karantina provinsi juga telah mengirimkan tim respons awal dan ahli epidemiologi ke peternakan Cheorwon untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut.

Tingkat Kematian Tinggi dan Bahaya bagi Babi

Kementerian melaporkan bahwa terdapat 65 peternakan babi dalam radius 10 kilometer dari peternakan yang terinfeksi, dengan total sekitar 140 ribu babi. Diketahui bahwa ASF adalah penyakit virus yang sangat mematikan bagi babi dan babi hutan, dengan tingkat kematian mencapai 100 persen. Meskipun tidak menular pada manusia, penyakit ini memiliki potensi yang merusak bagi industri babi dan memerlukan langkah-langkah ketat untuk mencegah penyebarannya.

Langkah-langkah Pengendalian dan Pengalaman Sebelumnya

Korsel sebelumnya telah mengalami wabah ASF pada tahun 2019 di beberapa wilayah termasuk Gyeonggi, Incheon, Gangwon, dan Gyeongsangbuk, yang menyebabkan dampak serius bagi industri babi. Sejak saat itu, negara telah menerapkan berbagai tindakan pengendalian dan memobilisasi satuan tugas khusus untuk menangani ASF. Namun, kehadiran kasus baru menunjukkan bahwa tantangan ini belum selesai dan perlu perhatian yang terus-menerus.

Rekomendasi FAO dan Upaya Pencegahan

Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) telah memberikan rekomendasi terkait penyebaran virus ASF, termasuk pengawasan ketat terhadap barang bawaan penumpang dan paket di kantor pos internasional. Tanda peringatan juga disarankan untuk dipasang di pintu masuk perbatasan dan bandara, serta memberikan instruksi kepada penumpang untuk membuang atau menyerahkan produk daging babi dari negara yang terjangkit ASF kepada petugas bea cukai.

Baca Juga : Viral! Penemuan Kasus Flu Burung Pertama pada Manusia di Australia

Pentingnya Kesadaran Masyarakat dan Kepatuhan Karantina

Selain langkah-langkah pemerintah, kesadaran masyarakat juga merupakan faktor kunci dalam mencegah penyebaran ASF. Pendidikan tentang bahaya penyakit dan pentingnya mematuhi tindakan karantina dapat membantu mengurangi risiko penularan. Dukungan dari peternak dan pemangku kepentingan lainnya juga diperlukan untuk memastikan keberhasilan upaya pencegahan.

Kesimpulan: Tantangan dan Perjuangan Melawan ASF

Kasus pertama ASF tahun ini di Korea Selatan menegaskan bahwa ancaman penyakit ini masih nyata. Respons cepat dan langkah-langkah pencegahan yang efektif diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan melindungi industri babi negara. Dengan kerjasama antara pemerintah, peternak, dan masyarakat, serta dukungan dari lembaga internasional seperti FAO, Korea Selatan dapat mengatasi tantangan ini dan meminimalkan dampaknya pada industri dan ekonomi. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Klik Lifestyle

© Copyright 2022 - Udang - Udang | Forum Berita Update Terkini