Breaking News

Pakistan Dilanda Gelombang Panas, Suhu Capai 52,2 Derajat Celsius

 


Udang Udang - Pakistan tengah mengalami gelombang panas yang ekstrem, dengan suhu yang melonjak hingga 52,2 derajat Celsius di kota Mohenjo Daro, provinsi Sindh. Departemen meteorologi melaporkan kenaikan suhu yang signifikan ini pada Senin, 27 Mei 2024, yang menjadi suhu tertinggi pada musim panas tahun ini dan mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah Pakistan. Sebagai perbandingan, rekor suhu tertinggi di negara ini terjadi pada tahun 2017, ketika temperatur di kota Turbat, Balochistan, mencapai 54 derajat Celsius.

1. Pasar Sepi Pengunjung

Mohenjo Daro dikenal akan situs arkeologinya yang berasal dari Peradaban Lembah Indus yang dibangun pada 2.500 SM. Kota ini biasanya memiliki pasar yang cukup ramai, meskipun hanya memiliki jumlah penduduk yang terbatas. Namun, gelombang panas yang melanda membuat kondisi berbeda. Pasar menjadi sepi karena suhu yang sangat tinggi membuat warga enggan keluar rumah.

Wajid Ali, pemilik kedai teh di Mohenjo Daro, mengeluhkan dampak dari cuaca ekstrem ini. "Pelanggan tidak datang ke restoran karena cuaca sangat panas. Saya duduk diam di restoran dengan meja dan kursi tanpa ada pelanggan," katanya kepada Reuters. "Saya mandi beberapa kali sehari dan itu membuat saya sedikit lega. Juga tidak ada aliran listrik. Panasnya membuat kami sangat tidak nyaman," tambahnya.

Keluhan serupa datang dari Abdul Khaliq, yang mengelola bengkel elektronik di dekat toko Ali. Ia mengatakan bahwa penutup tokonya dibiarkan setengah terbuka untuk melindungi dari sinar matahari yang menyengat, tetapi hal ini tidak cukup untuk mengatasi panas yang ekstrem.

2. Suhu Ekstrem dan Perubahan Iklim

Gelombang panas di Pakistan dan suhu ekstrem di berbagai bagian Asia dalam sebulan terakhir diduga kuat terkait dengan perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia. Tim ilmuwan internasional menegaskan bahwa perubahan iklim telah memainkan peran besar dalam peningkatan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem seperti ini.

“Pakistan adalah negara kelima yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kita telah menyaksikan hujan lebat dan banjir,” kata Rubina Khursheed Alam, koordinator iklim perdana menteri, pada Jumat, 24 Mei 2024. Selain itu, Rubina menyebutkan bahwa langkah-langkah mitigasi dan adaptasi sangat diperlukan untuk mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim ini.

Sementara itu, Departemen Meteorologi Pakistan memperkirakan bahwa gelombang panas akan sedikit mereda di Mohenjo Daro dan sekitarnya dalam beberapa hari mendatang. Namun, wilayah lain di provinsi Sindh, termasuk ibu kota Karachi, diprediksi akan mengalami gelombang panas yang serupa dalam waktu dekat.

3. Perlindungan Anak-anak dari Panas Ekstrem

Badan Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) telah mengeluarkan peringatan bahwa peningkatan suhu di wilayah Asia Selatan dapat membahayakan kesehatan jutaan anak-anak. Sanjay Wijesekera, direktur regional UNICEF untuk Asia Selatan, menyatakan kekhawatirannya terhadap kesehatan dan keselamatan bayi dan anak kecil di tengah kondisi gelombang panas yang melemahkan ini.

“UNICEF sangat prihatin terhadap kesehatan dan keselamatan bayi dan anak kecil seiring dengan kondisi gelombang panas yang melemahkan yang terjadi di beberapa negara,” kata Wijesekera, dikutip dari Associated Press. Untuk melindungi anak-anak dari bahaya sengatan panas, pemerintah Pakistan telah mengambil langkah-langkah proaktif, termasuk meliburkan sekolah-sekolah di sebagian besar wilayah negara tersebut.

Dampak Sosial dan Ekonomi dari Gelombang Panas

Gelombang panas yang melanda Pakistan tidak hanya mempengaruhi kesehatan dan keselamatan warga, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada kehidupan sosial dan ekonomi. Sektor pertanian, yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Pakistan, mengalami tekanan hebat. Tanaman mengalami kekeringan dan petani menghadapi tantangan besar untuk menjaga hasil panen tetap produktif.

Selain itu, industri yang bergantung pada tenaga kerja luar ruangan, seperti konstruksi dan manufaktur, juga mengalami penurunan produktivitas. Kondisi kerja yang tidak aman dan berbahaya memaksa banyak pekerja untuk menghentikan aktivitas mereka, yang pada gilirannya mempengaruhi pendapatan mereka.

Di sektor kesehatan, rumah sakit dan fasilitas medis menghadapi peningkatan jumlah pasien yang menderita dehidrasi, sengatan panas, dan penyakit terkait lainnya. Ini menambah beban pada sistem kesehatan yang sudah rapuh, terutama di daerah pedesaan dan terpencil.

Tindakan Mitigasi dan Adaptasi

Menghadapi dampak serius dari gelombang panas dan perubahan iklim, pemerintah Pakistan dan berbagai organisasi internasional telah menyoroti pentingnya tindakan mitigasi dan adaptasi. Beberapa langkah yang diusulkan termasuk:

  1. Penghijauan Kota: Menanam lebih banyak pohon dan menciptakan ruang hijau di kota-kota untuk membantu mengurangi suhu dan menyediakan area teduh bagi warga.
  2. Peningkatan Infrastruktur: Meningkatkan infrastruktur, termasuk penyediaan air bersih dan listrik yang stabil, serta membangun fasilitas umum yang tahan panas.
  3. Edukasi dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara mengatasi gelombang panas, termasuk pentingnya hidrasi dan tanda-tanda awal sengatan panas.
  4. Pengembangan Kebijakan Iklim: Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung penggunaan energi terbarukan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Peran Komunitas Internasional

Selain langkah-langkah domestik, peran komunitas internasional sangat penting dalam membantu negara-negara seperti Pakistan menghadapi dampak perubahan iklim. Bantuan finansial, teknis, dan pengembangan kapasitas dari negara-negara maju dan organisasi internasional dapat memperkuat kemampuan negara-negara rentan untuk beradaptasi dan mengurangi risiko bencana iklim.

Dalam konteks global, perjanjian iklim seperti Perjanjian Paris harus ditegakkan dengan komitmen yang kuat dari semua negara untuk mengurangi emisi karbon dan membatasi pemanasan global. Solidaritas global dan tindakan kolektif sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan iklim yang semakin mendesak ini.

Baca Juga : Skandal Farmasi di Inggris: Pemulihan, Keadilan, dan Tuntutan Kompensasi

Gelombang panas yang melanda Pakistan dengan suhu mencapai 52,2 derajat Celsius adalah salah satu contoh nyata dari dampak perubahan iklim yang ekstrem. Selain menimbulkan ancaman kesehatan, kondisi ini juga mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi. Tindakan mitigasi dan adaptasi yang efektif, baik di tingkat nasional maupun internasional, sangat penting untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim. Melindungi kelompok yang paling rentan, seperti anak-anak, harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi tantangan iklim yang semakin kompleks ini. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Portal Senja

© Copyright 2022 - Udang - Udang | Forum Berita Update Terkini